
Sangiran Perjalanan ini berlangsung pada bulan Agustus 2009. Berawal dari obsesi masa kecil saya ketika duduk di bangku sekolah dasar, saat mengenal nama situs purbakala Sangiran dan melihat foto-fotonya tercetak sederhana di buku pelajaran Sejarah. Di sana terdapat situs penemuan fosil manusia purba, hewan bertulang belakang, hewan air, dan alat-alat bantu peradaban manusia purba.Di situs ini ditemukan fosil dari nenek moyang manusia pertama, Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa"). Fosil lainnya, di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus telah ditemukan di situs tersebut. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
Bertolak dari Jakarta dengan bus AC Blue Star jurusan Solo dengan tarif rp 110.000, perjalanan ditempuh selama 12 jam dan sepanjang perjalanan, kami ditemani oleh video karaoke dangdut remix yang dimainkan di TV bus. Saya dan seorang partner perjalanan, turun di pertigaan Kalijambe, kemudian ke arah Desa Krikilan yang berjarak 5 km. Di sana kita akan menemui perempatan dengan arah: kanan ke Museum Sangiran berjarak 1 km, lurus ke Dusun Sangiran berjarak 100 m, dan kiri ke sumber air asin Dusun Pablengan. Dari pertigaan Kalijambe ke Museum Sangiran bisa dicapai dengan ojek sekitar rp 10.000 atau naik angkutan desa rp 2.000 perorang. Ketika saya sampai di sana, matahari baru terbit, sehingga ojek ataupun angkutan desa belum ada. Namun, saat di bus Jakarta-Solo yang kami naiki sebelumnya, kami berbincang dengan seorang pemuda yang berasal dari Sangiran, ia berbaik hati menawarkan kami untuk turut serta mobil angkutan umum yang dicharter oleh keluarga yang menjemputnya.




Mungkin sebagai saran bagi pihak museum, agar cara penyajian benda koleksi dibuat lebih menarik lagi. Selain itu, tata lampu di dalam ruang pamer yang kurang bagus, hendaknya diperbaiki agar pengunjung dapat lebih nyaman menikmati museum.

Setelah puas berjalan-jalan di museum, jam 11 siang, kami melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta. Beruntunglah kami ketika berbincang dengan petugas keamanan museum, ia menawarkan untuk mengantar kami sampai jalan raya pertigaan Kalijambe, karena angkutan desa agak lama datang dan ojek juga tidak ada. Kemudian dari pertigaan, kami naik bus ¾ (rp 3.000 per orang) ke terminal Tirtohadi. Perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit. Dari terminal Tirtohadi, kami naik bus jurusan Jogja (rp 10.000 per orang).
3 comments:
Mantap,...Obsesi Masa kecil yg Luar Biasa...
Dear madame penulis,
Menarik sekali laporan perjalanannya. Gw Shidiq quantoro, bekerja sbg DP di imediaworks. Saat ini sedang mengembangkan program tv tntg traveling. Klo boleh bertanya, apa makna traveling menurut penulis? JAwaban bisa diemail ke quantoro@gmail.com , apabila jawaban penulis sesuai dengan program tv ini mungkin kita bisa melakukan kerjasama yg semenarik atau mungkin lebih menarik dari laporan perjalanan ini. Terimakasih sebelumnya atas pengetahuan tambahannya mengenai sangiran,
Tetap semangat
Shidiq Quantoro
halo alvinia nadini,
salam kenal ya, gue muhammad saleh alatas.. mudah2an kita bisa bertualang ke satu tempat indah bersama - sama di satu saat nanti :)
Post a Comment